Jepang Akan Membuat Lift Ke Luar Angkasa

Obayashi Corp sebuah perusahaan konstruksi yang berkantor di Tokyo, Jepang mengumumkan bahwa mereka dapat membangun sebuah lift tertinggi didunia yang dapat menghubungkan Bumi dengan Luar Angkasa.






Setelah selesai membangun menara tertinggi di Jepang, Tokyo Sky Tree, pihak Obayashi mengklaim bahwa mereka sanggup dan akan membangun lift setinggi 96.000 kilometer ke atas awan, menembus lapisan atmosfer bumi. 

Para ahli di Obayashi telah menghitung segala macam resiko, mulai dari kondisi cuaca, arah mata angin, badai topan, gempa bumi dan rancangan konstruksi, semuanya mengatakan bahwa rencana megaproyek ini bisa terlaksana. Bahan yang akan digunakan adalah carbon nanotube yang kualitasnya 20 kali lipat lebih kuat dari besi baja.

Lift tersebut akan mampu mengangkut 30 orang ke puncak teratas dalam waktu kurang lebih 3 minggu, dengan laju kecepatan mencapai 200 kilometer per jam. 

"Kita sudah lama memimpikan jembatan yang menghubungkan bumi dengan bulan," kata Satomi Katsuyama, salah seorang kepala proyek di Obayashi Corp. "Dan kita tidak akan membangunnya di bumi, melainkan langsung di luar angkasa." 

Tapi bukan dalam waktu dekat ini, melainkan pada tahun 2050. Kenapa 2050? Karena memang uangnya belum ada. Menurut ilmuwan NASA, Bradley Carl Edwards, yang juga setuju kalau megaproyek ini sangat mungkin bisa terwujud, mengatakan bahwa biaya yang diperlukan mungkin akan mencapai lebih dari Rp. 100.000.000.000.000,- (100 triliun rupiah).

Lift angkasa ini, jika benar dibuat, maka bisa memangkas biaya perjalanan roket ke bulan serta membawa banyak orang ke dunia pariwisata yang baru.



Space Elevator atau dalam bahasa indonesia Lift luar angkasa adalah lift yang didesain untuk mengirim material dari permukaan bumi ke luar angkasa melibatkan perjalanan melalui struktur dan bukan dengan menggunakan roket. 

Konsepnya seringkali mengacu pada struktur yang menjangkau orbit geostasioner sekitar 35.786 km dari permukaan bumi. 

Konsep lift luar angkasa berawal dari ide seorang ilmuwan Rusia Konstantin Tsiolkovsky, yang pada tahun 1985 mengajukan struktur kompresi atau yang disebut Menara Tsiolkovsky. 

Lift luar angkasa juga kadang-kadang disebut jembatan luar angkasa, tangga menuju luar angkasa, menara orbit, atau elevator orbit. 

Namun, teknologi saat ini belum mampu menciptakan struktur yang kuat namun juga ringan untuk lift luar angkasa. Hal ini disebabkan total massa untuk konstruksi jika menggunakan bahan konvensional terlalu besar. 

Konsep rencana terbaru dari pembuatan lift luar angkasa adalah penggunaan bahan berbasis karbon nanotube. Telah diketahui bahwa kekuatan bahan karbon nano-tube dalam skala mikroskopis sangatlah kuat jika dibandingkan dengan bahan lainnya yang telah ada sehingga secara teoritis dapat dipakai untuk pembuatan lift luar angkasa.  Dan berikut ini ada beberapa gambar konsepnya






























Previous
Next Post »

1 komentar:

Click here for komentar
March 4, 2020 at 3:11 PM ×

I felt exceptionally glad while perusing this site. This was truly exceptionally enlightening site for me. I truly preferred it. This was truly a sincere post. Much obliged! Discover the most popular people ranked on Celebrity birthdays.

Selamat Susan dapat PERTAMAX...! Silahkan antri di pom terdekat heheheh...
Balas
avatar
admin
Thanks for your comment